Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, Muhammad shallaallaahu 'alayhi wa sallam, beserta seluruh keluarganya dan seluruh pengikutnya, hingga akhir zaman.
Di antara kemudahan zaman now adalah tren taksi online, dengan harga lebih murah dari taksi konvensional dan lebih nyaman daripada angkutan umum konvensional. Namun kemudahan ini tidak selalu bisa dinikmati pengguna jasa perjalanan taksi online di daerah-daerah tertentu yang dikenal dengan zona merah. Ya, kita harus memaklumi dan memahami bahwa pengemudi angkutan konvensional di zona merah tersebut juga mempunyai tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya. Maka dibuat kesepakatan antara pengemudi jasa angkutan berbasis daring dengan konvensional agar masing-masing perut yang menjadi tanggung jawab mereka tidak kelaparan, dengan cara menerapkan zona merah, yang artinya jika ada penumpang yang memesan layanan taksi online di zona merah yang disepakati, maka penumpang diharapkan untuk bergeser ke luar zona merah, jaraknya bervariasi, ada yang cuma masuk parkiran seperti di mall atau lokasi wisata, ada yang berjarak sekitar seratus atau dua ratus meter seperti di terminal atau stasiun, bahkan sampai dua atau tiga kilo meter seperti di bandar udara.
Nah, untuk penumpang yang mau bersusah payah jalan kaki untuk mendapatkan taksi online, maka penyedia layanan angkutan konvensional harus legowo. Hanya saja, untuk keluar zona merah yang sampe berkilo meter jaraknya, seperti bandar udara, tentu saja sangat merepotkan. Kalo hanya sendirian, ndak capek dan ndak bawa bawa'an sih ndak papa, jalan santai setengah jam keluar zona merah. Tapi bagi yang lelah, bawa balita, usia lanjut, bawa kopor, oleh-oleh, dan keribetan lainnya, maka pilihannya adalah menggunakan armada taksi bandara, yang harganya bisa berlipat-lipat dari tarif taksi online. Trus gimana donk?
Suatu hari ada yang posting di grup fesbuk taksi online mengenai zona aman pick-up penumpang di bandara Abdul Rahman Shaleh Malang. Trus aku jawab, jalan kaki, sekitar setengah jam keluar dari bandara. Dia tanya lagi, apakah tidak ada alternatif lain selain jalan kaki? Ada, Nebeng. Yup, silahkan bagi yang keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk naik taksi konvensional, nebeng ke penumpang lain yang dijemput oleh keluarganya. Kalo searah, malah alhamdulillah, kalo ndak searah atau searah tapi sungkan, cukup nebeng sampe keluar dari zona merah kemudian pesan taksi online. Selesai persoalan.
Kemudian, kalo dapet tumpangan, biasanya kita sungkan kalo gratisan, pake aja fasilitas pemesanan taksi online Anda, seperti GrabHitch di aplikasi Grab, ada harga wajar yang bisa Anda sisihkan sebagai balasan terima kasih karna boleh nebeng. Atau bisa juga berbagi oleh-oleh. Saya kira sama saja nilainya.
GrabHitch? Apaan tuh?
Lha ini.. sebenarnya saya mau berbagi info mengenai menjadi pengemudi GrabHitch. Ya, kalo Anda mau bahan bakar mobil Anda disubsidi orang lain, tanpa harus menjadi pengemudi taksi online, aktifkan fitur pengemudi GrabHitch pada aplikasi penumpang Grab di ponsel pintar Anda. Bedanya apa antara pengemudi GrabHitch dengan GrabCar? Kalo yang saya fahami dari situs resmi Grab, kalo pengemudi GrabCar akan mengantar penumpang dengan tujuan yang sudah ditentukan oleh penumpang, sedangkan pengemudi GrabHitch bisa memilih penumpang yang searah dengan perjalanan. Bahkan bisa menentukan jumlah maksimal penumpang. Wenak tho? Kalo ndak ada yang sejalan dengan arah perjalanan kita gimana? Atau ada yang searah tapi jumlah penumpangnya lebih banyak dari kursi yang tersedia gimana? Ya ndak usah ambil tebengan, as simple as that, gampang.
Rute sehari-hari Anda dari rumah ke kantor, naik kendaraan sendirian, bisa dijadwalkan pake GrabHitch untuk mendapatkan orang yang nebeng ke arah yang sama dengan perjalanan Anda, dan bahan bakar Anda akan disubsidi dengan pembayaran oleh yang nebeng. Jemput family di bandara, masih ada sisa kursi kosong di kendaraan Anda, sediakan untuk orang yang membutuhkan tebengan yang searah dengan perjalanan Anda. BBM Anda disubsidi oleh yang nebeng. Tarif nebeng di aplikasi Grab pun relatif lebih murah dibandingkan dengan tarif normal GrabCar, bahkan dibandingkan dengan tarif GrabShare.
 |
| Contoh Tarif GrabHitch |
Dari sisi penumpang, karna alasan lebih ekonomis, tentunya lebih memilih untuk naik GrabHitch daripada GrabCar.
Tertarik untuk menjadi pengemudi GrabHitch? Saya ada kabar gembira dari Grab di bulan Maret 2018, ada bonus 80 ribu rupiah bagi yang mendaftar sebagai mitra GrabHitch Car.
Pertanyaan-Pertanyaan Umum
- Apakah Grab memberikan insentif kepada pengemudi GrabHitch sebagaimana Grab memberikan insentif kepada pengemudi GrabCar? Dari situs resminya sih disebutkan iya, dapet insentif, tapi saat ini sepertinya masih berlaku hanya di Jabodetabek dan Bandung. Kecuali bonus gabung melalui referal di link yang sudah saya cantumkan di atas dan di akhir blog.
- Apakah ada pinalti pengemudi GrabHitch yang melakukan pelanggaran sebagaimana pengemudi GrabCar? Di pedoman kode etik pengemudi GrabHitch disebutkan juga tentang pinalti apa saja yang diterima pengemudi jika melakukan pelanggaran atau kecurangan.
- Apakah syarat-syarat untuk menjadi pengemudi GrabHitch? Upload foto SIM, Selfie dengan KTP, STNK (opsional) dan foto kendaraan (opsional), isi formulir yang disediakan di aplikasi penumpang Grab. Jadi, ndak perlu SKCK. Juga ndak perlu beli atribut untuk GrabHitch Bike.
- Dimana letak formulir pendaftaran pengemudi GrabHitch? Pada saat membuat pesanan menggunakan aplikasi penumpang Grab, silahkan memilih GrabHitch, tanpa mengklik membuat pesanan. Maka akan muncul menu baru untuk bergabung menjadi pengemudi GrabHitch, klik aja yang itu. Lebih jelasnya silahken layari petunjuk resminya.
- Berapa lama proses verifikasi pendaftaran disetujui pihak Grab? Di sono sih disebutkan sekitar dua hari, tapi kenyataannya ndak sampe dua jam. Mungkin saya ndaftarnya pas hari dan jam kerja kali ya? Kalo ndaftar di luar jam atau hari kerja, mungkin saja prosesnya bisa menjadi dua hari.
- Apakah ada batasan usia kendaraan yang didaftarkan ke GrabHitch? saya tidak tahu. Kalo GrabCar sih 5 tahun kalo ndak salah ya? Saya bukan pengemudi GrabCar, dan hasil googling tidak menemukan jawaban memuaskan. Maaf..
- Apakah pengemudi GrabHitch terbebas dari zona merah? Saya tidak tahu, tidak ada jaminan bagi pengemudi GrabHitch bisa bebas mengambil penumpang di zona merah. Hanya saja, proses booking GrabHitch tidak bisa langsung. Minimal 10 menit sebelum keberangkatan, alias terjadwal. Ini bisa menjadi celah untuk saling mengenal sebelum penumpang naik, sehingga ketika ada pihak yang mencegah penumpang naik GrabHitch, maka waktu 10 menit saya rasa cukup untuk menyusun strategi penjemputan. Bahkan, pemesanan GrabHitch bisa dilakukan sepekan sebelum jadwal keberangkatan. Saya sendiri kalo mengambil penumpang di zona merah, lebih memilih penumpang yang memesan melalui aplikasi taksi online, karna tarifnya lebih besar, SOP-nya jelas, ndak pake kucing-kucingan. Dan sekali lagi, Anda bisa milih penumpang.
- Apakah saya bisa mendaftar sebagai pengemudi GrabHitch motor? Sepertinya untuk saat ini GrabHitch Bike hanya tersedia di Jabodetabek dan Bandung, jadi kalo lokasi Anda mendaftar di Jabodetabek atau Bandung, harusnya bisa.
- Kenapa tarif dan bonusnya (kalo ada bonusnya) murah bingid? Ya kalo mau tarif tinggi, dan bonus melimpah, daftar sebagai pengemudi online beneran, pake SKCK, beli atribut ke kantornya. Jadi GrabHitch ini ndak bisa dipake sebagai sumber penghasilan, kecuali sekedar dapet subsidi BBM, daripada bangku penumpang nganggur.
- Apakah pengemudi GrabHitch harus patuh pada Permen 108 2017 (Seperti bikin SIM A Umum, Uji Kir, dan sebagainya)? Seharusnya sih nggak ya, kan cuma memberi tebengan, cuma sampingan.
- Ada pertanyaan lain? Maaf gan, ane driver baru di GrabHitch, silahken baca-baca di situs resminya atau di kaskus, mari saling belajar.
Klik di sini untuk terhubung dengan saya melalui WhatsApp guna mendapatkan bonus 80 ribu untuk yang gabung di bulan Maret 2018.
Semoga Allah Subhanaahu wa Ta'aala melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua, aamiin..
Household_casebearer_04.jpg)
