لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Lan tanaaluu-lbirro hatta tunfiquu mimmaa tuhibbuuna wa maa tunfiquu min syay-in fa-inna-Llaaha bihi 'aliim..
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Ali Imran: 92)
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim,
Assalaamu 'alaykum wa rahmatuLlaahi wa barakaatuh
Segala
puji bagi Allah (tidak ada tuhan selain Dia) yang telah menciptakan
segala sesuatu dengan perhitungan yang terukur. Shalawat dan salam akan
selalu tercurah kepada nabi akhir zaman, Muhammad shallaLlaahu 'alayhi
wa sallam (tidak ada nabi lagi setelahnya) beserta keluarganya, seperti
tercurahnya shalawat kepada Ibraahim beserta keluarganya. Semoga
keselamatan bagi mereka-mereka yang mengikuti petunjuk yang benar,
aamiin.
Beberapa minggu ini, kehausan akan ilmu dan
dunia telah menyibukkanku lebih dari sebelumnya. Menghadiri seminar
berharga jutaan rupiah, membeli buku ini dan itu sekedar untuk melegakan
dahaga akan bagaimana menjadi orang yang lebih bermanfaat,
tidak melulu untuk diri sendiri dan keluarga, namun bermanfaat bagi
seluruh alam. Mulailah aku menggores impian-impian untuk menjadi
bermanfaat. Apa yang harus aku persiapkan dan apa yang harus aku lakukan
untuk mewujudkan impian-impian tersebut.
Dan
satu-satunya jalan untuk meraih impian tersebut adalah dengan
mewujudkannya. Yaitu dengan beraksi (jen jeeeeeng...). Sebuah perubahan
tidak akan terjadi jika masih berupa wacana. Sebuah impian tidak akan
teraih jika kita tidak menggerakkan diri untuk menggapainya. Perjalanan
sejauh satu kilometer, sepuluh kilometer, seribu kilometer, tidak akan
sampai ke tujuan tanpa satu (ya! satu!) langkah awal. Yaa.. tentu saja
untuk melakukan perjalanan puluhan kilometer atau lebih, jangan
melangkahkan kaki melulu, lambat! capek! Pakai kendaraan donk! Namun
untuk mencapai kendaraan tersebut kan tetep dibutuhkan beberapa langkah
kaki.
Salah satu ilmu yang terus menggelitik dalam
dahagaku menuntut ilmu adalah shodaqoh. Ya, bersedekah. Kenapa? Untuk
menggapai seluruh impian yang kuinginkan membutuhkan uang.
Lho? Saya kan membutuhkan uang untuk dikumpulkan guna mewujudkan
impian, kok malah harus keluar uang dulu? Gebini, dalam Islam diajarkan
berbagai manfaat shodaqoh, misalnya obat anti galau (QS: 2:262, 2:274),
menolak bala' (QS: 4:39), perniagaan yang tidak ada ruginya (QS:35:29),
memancing rezeki..Memancing rezeki? Betul, Allah akan melipatgandakan
sedekah yang dikeluarkan hingga tujuh ratus kali lipat (QS: 2:261).
Inilah kendaraan untuk bisa bergelimang harta.
Mari
dibuka Riyadush Shalihin (Imam Nawawi), bab I, point sebelas, "Maka
barangsiapa yang berkehendak mengerjakan kebaikan, kemudian tidak jadi
melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah yang Maha Suci dan Tinggi
sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisiNya, dan barangsiapa
berkehendak mengerjakan kebaikan itu kemudian jadi melakukannya, maka
dicatatlah oleh Allah sebagai SEPULUH kebaikan di
sisiNya, sampai menjadi tujuh ratus kali lipat, bahkan dapat sampai
menjadi berganda-ganda yang amat banyak sekali."
Dalam
Shahih Bukhari, Kitab Iman, bab 31, tertulis "Abu Sa'id al-Khudri
mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda,
"Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya,
maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada
masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan
(dibalas) dengan SEPULUH hingga tujuh ratus kali lipat;
sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali
jika Allah memaafkannya."
Perhatikan.. hoi perhatikan hoi!
Allah akan mengganti kebaikan kita (setidaknya) sepuluh kali lipat! Sepuluh kali! Asyik nggak pemirsa?
Maka
nggak salah donk kalau aku menyebutkan bahwa sedekah yang kita
keluarkan akan mendapatkan balasan (minimal) sepuluh kali lipat.
Sehingga, untuk mendapatkan modal usaha sebanyak 30 juta, bersedekahlah
sebanyak 3 juta. Ikhlas atau pun berat hati, niatkan untuk mengharap
ridho Allah dengan keyakinan PASTI akan diganti.
Bukankah Allah Maha Menepati Janji? Darimana duit tiga juta untuk
bersedekah? Lho kan rumusnya harus mancing dulu, untuk dapet 3 juta
bersedekah dulu 300 ribu (1/10 dari tiga juta). 300 ribu masih belum
punya? Ya sedekah dulu 30 ribu.. Dan seterusnya.
Pengen
punya mobil seharga 200 juta? Sedekah dulu 20 juta. Pengen punya rumah
seharga 500 juta? Sedekah dulu 50 juta. Pengen berangkat haji? Kalo ONH
25 juta, sedekah dulu 2,5 juta. Punya utang 1 Milyar? Sedekah 100 juta.
Pengin punya klub sepakbola senilai 50 Milyar? Perusahaan senilai 1
triliyun? Dan sebagainya.. Dan sebagainya..
Bagaimana
dengan yang masih nganggur dan pingin dapat pekerjaan? Bisa dicapai kok
dengan bersedekah. Kalau ngisi kotak amal masjid waktu Jum'atan 5 ribu,
insya Allah akan dapat pekerjaan yang gajinya 50 ribu per minggu. Kalau
dinaikkan 20 ribu? Ya insya Allah, dapet pekerjaan dengan gaji 200 ribu
per minggu.
Jangan khawatir!
Allah Maha Menepati Janji! (QS: 17:108, 14:47, 19:61)
Kalau
kita meragukan janji Allah, PASTILAH seandainya kita shodaqohkan emas
sebesar gedung DPR, tidak akan kembali sepeser pun, kecuali (mungkin)
dengan bertaubat. Karena meragukan janji Allah sama halnya mencacat
Allah, sama halnya dengan menuduh Allah pendusta, sama halnya tidak
mengakui Allah, sama halnya dengan.... sudahlah, pokoknya meragukan
janji Allah adalah sifat yang sangat buruk ruk ruk ruk!
"Lha aku ndak punya duit.."
"Eh.. masak sih?"
"Iya, cuma 5 ribu.."
"Lha
itu punya, sedekahin ajah 2 ribu, yang 3 ribu untuk makan nasi sama
kecap dan garam, cukup buat sahur dan buka, insyaAllah bakal diganti 20
ribu. Kalau dapet 20 ribu, sedekahkan 10 ribu biar diganti 100 ribu. Dan
seterusnya"
"Tapi aku bener-bener ngga punya duit.."
"Seribu rupiah nggak punya?"
"Nggak punya.."
"Sini tak kasih!, jangan dipakek sendiri, sedekahkan sebagiannya"
Dan
yang paling huwenak sedap maknyus adalah, pengembalian harta sedekah
ini nggak cuma sepuluh kali lipat, nggak cuma tujuh ratus kali lipat,
tapi berlipat-lipat buwanyak.. nyak.. nyak.. Silahken check Al-Baqarah
245.
Masalahnya, kita sedekah berapa pun, tidak akan serta merta diganti sepuluh kali lipat.
Insya Allah yang benar adalah kita akan dimudahkan untuk mendapatkan
sepuluh kali lipat sedekah kita. Lha kalo sedekah 1 milyar, trus nggak
ngapa-ngapain, ya tetep nggak dapet 10 milyar. Untung-untung kalo ikhlas
masih dapet syurga, lha kalo udah kadung sedekah 1 milyar, nggak
ikhlas, nggak ngapa-ngapain untuk menggapai 10 milyar, ya plis deh... 1
milyar ilang, syurga pun gak di dapet.
Tetaplah
berusaha untuk menggapai ganti sepuluh kali lipat yang dijanjikan Allah
kepada kita. Meskipun sama sekali tidak sulit bagi Allah untuk mengganti
sepuluh kali lipat bahkan tujuh ratus kali lipat sedekah kita dengan
sekonyong-konyong, tanpa usaha (misalnya nemu berlian segede rumah).
Tapi kayaknya nggak etis kalau kita menyebut Allah Maha Sulap, betapa
pun segalanya mudah bagi-Nya.
Kemana sedekahnya?
Sedekah
terbaik adalah kepada kerabat sendiri, entah kepada orang tua,
saudara, sepupu, paman, bibi dan seterusnya. Dalam sebuah hadits yang
panjang, aku nukilkan sebuah kalimat, Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda,
"Dia mendapatkan dua pahala, yaitu pahala menyambung kekerabatan dan
pahala sedekah." (silahken buka Shahih Bukhari, kitab Zakat). Kalau
kerabat kita sudah berkecukupan, silahken ke tetangga. Tetangga sudah
berkecukupan, ya ke tetangga jauh, sebrang kampung, sebrang desa. Wah
ribet kalau harus ke tetangga jauh, titipkan ke lembaga-lembaga yang
mengelola harta zakat dan shodaqoh, ke panti-panti asuhan. Masih ribet,
nggak punya waktu luang, telpon 108 minta nomornya lembaga-lembaga
tersebut guna minta nomor rekening, transfer.
Semoga
Allah mengampuniku atas kelancangan tulisan ini karena minimnya ilmu
(apalagi amal), sedangkan segala kebenaran adalah milik Allah Subhaanahu
wa Ta'aala semata.
Wassalaamu 'alaykum wa rahmatuLlaahi wa barakaatuh
epilog:
Bagaimana
dengan yang masi jomblo? Silahkan dihitung sendiri berapa nilai
pendamping yang diinginkan dan berapa harta yang harus dishodaqohkan
untuk mendapatkan seorang istri/ suami. Yang masih belum punya anak?
No comments:
Post a Comment