Social

Monday, March 28, 2011

Halima

HALIMA
Yang dibenci dan terbuang!
(Based on True Story)
By: Dodik Biantoro
Halima...
Sebuah nama yang cantik... Meski aku belum tahu siapa kamu, pun juga raut wajahmu. Halima, aku tak tahu apa yang salah dengan dirimu, aku tak tahu seberapa berat kadar dosamu. Yang aku tahu..., semua orang membencimu. Semua orang bergidik mendengar namamu. Mereka kesetanan melihatmu, mereka berhamburan saat kau datangi.
Semalam kudengar suara... Sebuah keluarga ningrat menangis! Meronta pedih..., menghamburkan tangis menyayat jiwa. Aku datangi mereka... Aku bertanya tentang sebab. “Ini semua gara-gara Halima...”,  jawab mereka lemah.
Halima lagi...?!   Ini sudah yang ke enam kalinya.
Aku semakin bingung...  Meski tak sampai linglung. Semakin dalam kuberpikir, mencoba berpijak pada logika. “Apa salah Halima?!”, pertanyaan itu  terus mengusikku. Hingga suatu saat...   Kuberanikan bertanya, terdorong penasaran.
Kebetulan sesosok medis sedang sendiri menunggu tanya.
“Sibuk, dokter?”, basa basiku meluncur begitu saja.
“Nggak juga..., kenapa? Ada yang bisa saya Bantu?”, sambil menatapku ramah.
“Mau nanya dok..., dokter kenal dengan Halima?”
“Halima yang mana ya, mas?”
“Itu..., yang ditakutin warga, yang katanya penyebab matinya  anak orang ningrat itu!”, tegasku. (sorry om Dod, nama yang tercantum aku sensor)
“Oooo... tahu..., tahu dengan baik, tapi saya tak mau mengenalnya!  Kenapa, mas?”, senyumnya mengundang tanya.
“Saya cuman heran,  kenapa semua orang memusuhinya, dok? Salah apa dia? Dosa apa dia?!”, tanyaku terdengar seolah pembelaan subyektif.
“Halima...  Iya, memang semua orang membencinya, termasuk saya! Semua hanya karena sebuah nama, mas!”
“Hanya karena nama? Maksudnya, dok?”
“Seandainya namanya sekedar Halima saja... tanpa ada embel-embel lainnya!  Sayang sekali...  Nama yang bagus harus diembel-embeli nama tambahan!  Faktor itulah yang menebarkan kebencian!  Karena nama panjangnya!”
“Koq aneh...? semua orang benci Halima hanya karena nama panjangnya?!  Aneh!  Benar-benar aneh!  Emang nama panjangnya membawa sial ya, dok? Atau terlalu buruk untuk didengar?  Atau namanya terlalu ndeso untuk ukuran orang kota macam dokter? Kalo boleh tahu, siapa sih nama panjang Halima?”, tanyaku memburu bertubi-tubi.
“Nama panjangnya...: Halima En Satu”, lirih jawabnya... hampir tak terdengar...

No comments:

Facebook Blogger Plugin: Bloggerized by AllBlogTools.com Enhanced by MyBloggerTricks.com

Post a Comment